Dark Side
Aku mau cerita sedikit tentang seseorang yang sebenernya aku benci banget. Entah kenapa, orang-orang sering banget bilang dia punya leadership yang baik. Mungkin karena dia gampang banget bergaul, asyik, dan terlihat menyenangkan. Tapi, anehnya, setiap kali aku bareng dia, aku ngerasa gak nyaman banget. Alhamdulillah, aku bisa menutupi perasaan itu dan tetap bisa maintain komunikasi, especially for professional business.
I won’t spill the tea, because what’s the point? Nggak ada gunanya juga kan? Lagi pula, kalo orang tau perasaan benciku tidak akan sedamai sekarang malah jadi complicated hahaaa, so no need to make a big deal out of it. What I wanna appreciate is myself, karena aku bisa menghalau perasaan benci ini. Sometimes, menghadapi sifatnya yang annoying, atau mungkin karena penerimaanku yang kurang baik, jadi challenge tersendiri. Tapi ya, akhirnya aku berdamai dengan perasaan ini. Mungkin kita emang nggak sefrekuensi, dan beberapa tahun ini udah cukup buat nyimpulin kalau kita gak ada di frekuensi yang sama.
Kenapa aku gak cerita ke orang lain, kecuali ke suami? Karena yaaa aku ga butuh juga validasi dari orang lain atas perasaanku ini. Time will tell the truth. Curhat ke orang lain dan menyebutkan siapa orangnya juga nggak bakal ngubah apa-apa.
Tiap hari harus mengelola dan handling emotions, fight against hate and still choose to be the bigger person. I realized that as I get older, hidup itu hanya persiapan untuk mati, berbuat baik dan yaa ini hanya bagian dari batu-batu obstacles, ini tentang bagaimana kita ngelola emosi dan terus berkembang jadi lebih dewasa. It’s not about being fake, it’s about handling emotions with maturity. Semoga waktu segera memisahkan kitaaa hahaha handling this condition is not easy aaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!!
Hari ini aku lagi bernafas karena lagi ngga ketemu diaaa hahahaaa
This place is not the one I wished for, but it is the place that has taught me maturity and how to endure in uncomfortable situations.
Komentar
Posting Komentar