Kisah yang Tak Lagi Sempurna


I never thought before, so many big things happened on 2024, especially February. I will never forget every details of February 2024.

Februari diawali dengan ibuku yang kondisinya belum kunjung membaik atas luka diabetesnya, kondisi jantungnya pun semakin melemah, alhamdulillah setiap weekend aku coba luangkan waktu untuk pulang bersama suami.

Ibu tampak gembira dan tersenyum setiap kita pulang, meskipun sakit ibu selalu perhatian sama aku dan suamiku. Setiap hari perawat datang untuk membersihkan luka ibu, rasa menahan sakit sambil memegang bantalnya duduk dan bahkan tidak bisa berbaring menahan sakitnya. YaAllah, mengetik dan membayangkan kembali momen beberapa bulan yang lalu yang masih teringat jelas dan terasa sangat menyayat hati.

Tepat seminggu sebelum kepulangan ibu kami pulang saaat long weekend, masih ingat kami bercanda tawa dan membahas pilu, ibu tetap berusaha membaur dan bercanda dengan kami walaupun pasti sambil menahan rasa sakit. Lalu kami berpamitan pada ibu, dan memberi semangat serta mencium dan memeluk ibu dan kami juga meminta doa karena 2 minggu lagi kami akan berangkat umroh. "Sayangku, semangat sembuh yaaa. Amel nanti doain ibu pas umroh yaaa, biar ibu cepat sembuh nanti kita jalan-jalan yaaa."

Ibuku hanya tersenyum dan anehnya beliau tidak menangis sama sekali saat aku dan suami pergi berpamitan.

Hari demi hari kami lewati dengan telepon bersama, aku selalu memberi semangat untuk ibuku, dan beliau sangat antusias untuk sembuh. Harapanku tumbuh kembali pagi siang sore aku telepon ibu untuk memberikan semangat dan mendengar kabarnya.

Hari Kamis, 15 Februari 2024 di kantorku sedang ada acara townhall dan ada beberapa pengumuman dari management, saat itu aku pun kebagian untuk mendapatkan SK, tapi hatiku saat itu tidak tertuju pada suasana kemeriahan malam itu, hatiku sesak gemuruh memikirkan kondisi ibuku. Air mataku terus menetes, aku menemui suamiku dan menceritakan bahwa aku mendapatkan SK dan mungkin hanya 1 menit kami membahasnya, kemudian pikiran kami tetap pada ibuku yang sedang di rumah sakit. Telepon berdering….

Bagaikan disambar petir, seminggu berikutnya setelah aku mudik ke Cilacap, malam Kamis itu aku mendapatkan kabar bahwa ibu kritis dan harus dirawat di RS Margono, dan malam itu tiba-tiba aku mendapatkan kabar kalo ibuku tiba-tiba dinyatakan gagal ginjal, dan harus segera melakukan cuci darah. Aaahhh rasanya saat mendengar kabar itu, benar-benar hancur-sehancurnyaa rasa sesaknya masih teringat dan tangisan dan teriakanku juga masih teringat jelas. Saat itu aku sedang di mobil, sambil memukul dashboard dan teriak dengan suamiku kenapa ini harus terjadi sama aku. Aku bener-bener seperti orang gila, bagaimana mungkin orang yang paling aku sayangi dan yang paling menyanyangi aku sedang kesakitan kakinya, kesakitan organ dalamnya dipasang begitu banyak alat dan aku tidak di sampingnya.

Malam itu, malam Jumat rasanya berbeda dengan yang malam biasanya… angin malam itu terasa sejuk, namun aku terus menangis mengkhawatirkan ibuku, aku belum bisa pulang menjenguk ibuku karena rencananya besok Jumat setelah pulang kantor aku langsung naik kereta dan menemuinya.

Semakin malam hatiku tidak karuan, aku terus menangis hingga tengah malam, minta doa kepada temanku dan beliau pun mendoakan ibuku bersama dengan teman-temannya. Aku terus berdzikir, dan lanjut sholat malam. Air mataku tumpah, rasanya sesak ini aku benar-benar tumpahkan dan curahkan sama Allah, yaAllah aku pasrah dengan takdirMu, tolong sembuhkan ibuku seperti sedia kala, namun jika umur ibuku sudah habis, Aku mohon agar Ibuku meninggal di hari Jumat dengan Husnul Khatimah berikan ibuku akhir hidup yang baik yaAllah jangan berikan ibuku rasa sakit ajal. Aaahhh aku curahkan dan pasrahkan semuanya kepada-Mu. 

Waktu menunjukkan pukul 02.00 dan aku sedikit lebih tenang dan aku bisa beristirahat tidur karena besok harus ke kantor. Jam 6 pagi aku bangun dan sholat subuh, suamiku membangunkanku… “Sayang, ini kenapa yaaa aku dapat wa, ikut Zoom arahan Direktur Utama.” Akupun kurang paham dan hanya menenangkan suamiku… “Yaudah ayo kita masuk pagi aja biar kamu zoom di kantor.”

Waktu berlalu… kami pun tiba di kantor. Suamiku langsung bergegas memasuki ruangannya karena harus bersiap untuk zoom. Jam 8.15 suamiku mengirimkan pesan dan memberikan kabar kalo dia mendapatkan SK dan dipercaya untuk menjadi Vice President Pengadaan Armada, masyaAllah saat itu aku merasa bangga dan berdoa yang terbaik semoga suamiku bisa menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik.

Setelah memberikan kabar tersebut, sepertinya suamiku sibuk dipanggil Direksi, dan aku melanjutkan pekerjaan. Sekitar jam10an ayahku menelepon, dan video call untuk mengecek kondisi ibuku, ibuku tampak lemas tapi aku tidak mempunyai firasat apa-apa. Ibuku sempat mengangguk dan tersenyum mendengarkan kata-kata semangat dariku dan aku bilang nanti sore ini amel langsung otw pulang ya bu….

Aku langsung menangis, karena sedih dengan kondisi ibuku, namun ayahku dan yang lain menenangkan bahwa ibuku baik-baik saja. Aku melanjutkan pekerjaanku, dan membuat status ada jam hilang, status tersebut pun direply oleh saudaraku… “kamu belum tau kabarkah?” Aaaah feelingku sudah mulai ga enak dan langsung ku tlp tanteku itu, dan langsung pecah tangisku ternyata detik itu aku kehilangan separuh jiwaku…

Tak selang beberapa lama, suamiku langsung masuk ke ruang kerjaku dan tangisku makin pecah. Ternyata tidak ada yang mengabariku karena takut aku ngga siap mendengar kabar itu, semua orang menelepon suamiku namun suamiku ternyata sedang di ruang direksi.

Aku pun pulang bersama suamiku bersama OB dan driver kantor karena pasti kita tidak akan fokus untuk menyetir.

Tiba di rumah ternyata ibuku sudah dikafani, dan aku melihat ibuku untuk terakhir kalinya, mukanya cerah dan senyum seperti tidur. Allah Maha Baik, tangis dan sujudku semalam langsung dikabulkan, ibuku meninggal di hari Jumat hari terbaik dan aku percaya insyaAllah ibuku meninggal husnul khatimah.

Akhirnya kami mengantarkan ibuku, ke peristirahatan terakhir dan tangisku tidak berhenti hingga ibuku selesai dikuburkan, berat sekali rasanya meninggalkan kubur ibuku, tidak ada lagi perempuan yang bermanja kepadaku dan sebaliknya memelukku menciumkuu.

Sepulang dari makam, suasanya sedikit berubah. Rasa sedih sedikit teralihkan dengan keluarga yang berkumpul dan bercanda ria. Aku pikir, aku bisa mengalihkan rasa sedihku ternyata saat semua sudah pulang, rasa sesak di dada semakin menjadi, rasa penyesalan tidak ada di saat terakhir ibuku, rasa ingin bertemu dan memeluk ibu… aaaarghhh hari demi hari ku lewati hampir setiap hari hingga hari ini masih menangisi dan merindukan ibu. Hubungan kita memang sangat dekat, ibu sangat supportive selalu menjadi semangatku, pendukungku, pembelaku. Ibuuu… amel sayang banget sama ibu, amel minta maaf kalo banyak salah dan kurangnya.

2 minggu setelah kepergian ibuku…

Aku, suamiku dan mertuaku berkesempatan untuk berangkat umroh bersama, rasa sesaknya semakin menjadi dan semakin merindukan ibuku, di plataran masjid nabawi yang sejuk dan hikmat aku membawa baju ibuku memeluknya dan merasakan desiran angin seakan memelukku. Ku ingat-ingat kembali semua cerita kecil hingga dewasa banyak sekali kenangan manis bersama ibuku.

Aaah rasa sesaknya semakin nyata, aku ingin mengunjungi tempat seindah ini bersama ibuku, sejak saat itu aku selalu bilang sm orang terdekatku untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin dengan orangtua. Dulu aku pikir ditinggal orangtua tidak akan sesesak ini, karena namanya kehidupan pasti ada yang lahir dan pergi namun setelah aku rasakan sendiri ternyata rasa sesak dan sakitnya bukan main…

Setelah kepergian ibuku, kehidupan harus tetap berjalan kadang ada rasa bahagia dan pencapaian namun aku juga merasa moment-moment itu tidak bisa lagi seperti dulu, aku yang selalu dirayakan, dibanggakan, dihibur dengan semua stage yang aku capai dalam hidup kini tidak bisa lagi berbagi dengan ibuku, beratnya cobaan pun tidak semudah dulu lagi yang bisa ku curahkan dengan ibuku. Kisah-kisah yang dulu aku idamkan bersama ibuku, pencapaian yang dulu selalu jadi bagian doa ibuku, kini aku harus merayakannya sendiri. Aaaahhh ibuuuu wish you were here, amel pengen ajak ibu umroh, haji kita jalan-jalan amel pengen tinggal bareng serumah sama ibu selamanya. Ibuuu nanti kita bertemu lagi di surga yaaa amel mau memeluk ibu dan bersama ibu selamanyaaaa.

Ibu, amel izin melanjutkan hidup yaaa… dengan semua memori tentang ibu yang amel insyaAllah akan selalu ingat dan simpan di dalam hati, amel rindu belaian ibu, suara manja ibu, pelukan ibu, amel takut suatu hari lagi amel lupaa suara itu amel lupa pelukan itu, amel akan terus menulis semua memori ituuu, amel ngga mau ada yang terlupaaa…


Ibuku sayangku cintaku belahan jiwaku pujaan hatiku (panggilan kita dulu) you are my other other half and always be sayang….


Alfatihah ❤️ Love you Ibu….


Komentar

Postingan populer dari blog ini

6th Country - GEORGIA TRIP (Eps. Kazbegi)

6th Country - GEORGIA TRIP (Eps. Tbilisi)