Hati yang Lapang

Hari yang cerah... mengawali hari dengan penuh semangat, apapun yang terjadi bersyukur bangun pagi dengan badan yang sehat, di hunian yang nyaman, berangkat ke kantor dengan kendaraan yang nyaman, serta pendamping hidup yang nyaman dan supportif. Sungguh, aku ingin memaknai setiap berkah dan nikmat yang Allah berikan.

Jika kita melihat hidup orang lain, melihat ke atas, maka sebanyak apapun nikmat Allah tidak akan pernah cukup, di dunia ini tempat saat ini aku jalani adalah salah satu challenging baru, ternyata pada fase-fase ini terlalu banyak kejadian ku alami walaupun saat ini memilih peran sebagai orang yang resesif. Tapi di tempat yang mungkin tidak nyaman, di tempat yang mungkin sangat terasa dinamikanya itu lah aku belajar keluar dari comfort zone.

#Fase Pendewasaan Dimulai
23 tahun menjadi orang yang dominan, selama itu juga menjadi orang yang inginnya selalu tampil dan keadaaan terasa begitu mudah, keluarga yang cemara, orangtua yang lengkap, pekerjaan yang mudah dan lingkungan yang amat sangat nyaman.... Aku terbiasa dengan keadaan dan kehidupan yang berpihak padaku, semua terasa begitu mudah, beruntung, dan sedikit tantangan...

Kilas balik 3 tahun terakhir, akhirnya menyadari ternyata kehidupan yang sebenarnya, babak-babak baru dalam kehidupan ditapaki, pernikahan, lingkungan kerja yang baru, peran yang berbeda, perjalanan spiritual, sebuah penantian, fase kehilangan, dan fase keluar dari zona nyaman...

Keadaan yang memang semestinya dilalui... tapi ternyata perubahan semua itu dan kejadian yang terjadi bertubi-tubi sampai kadang tidak sempat untuk mencerna apa yang sebenarnya terjadi, tapi rasa ketidaknyamanan atas semua itu harus aku hadapi dan akhirnya aku belajar bahwa kelapangan hati adalah kunci aku menghadapi fase-fase perubahan hidup ini.

### Hati yang Lapang: Kunci Kebahagiaan dan Ketenangan
Hati yang lapang adalah istilah yang sering kita dengar, terutama dalam konteks mencari ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan kelapangan hati, dan bagaimana caraku mencapainya?
Hati yang lapang merujuk pada kondisi batin yang tenang dan penuh penerimaan. Tentunya banyak fase perubahan itu yang tidak dapat kuterima, Aku percaya bahwa dengan hati yang lapang cenderung lebih mampu menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan hidup dengan positif, tidak mudah tersulut emosi, mampu melihat sisi baik dari setiap situasi, dan siap akan setiap perubahan dalam hidup bahwa itu semua bagian dari perjalanan hidup dan takdir-Nya.
Hati yang lapang bukan hanya tentang merasa baik, tetapi juga tentang cara kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita. Kadang aku temui, perlakuan orang yang kurang baik, keadaan yang tidak ideal dengan keinginan kita tapi dengan melatih diri untuk memiliki hati yang lapang, kita tidak hanya meningkatkan kualitas hidup kita sendiri, achievement yang aku dapatkan mungkin adalah hasil dari aku melewati rintangan stage yang sebelumnya, mentolerir ketidaksesuaian sehingga penerimaan kita tersebut memberikan dampak positif bagi orang-orang di sekitar kita. 
Dalam perjalanan hidup yang penuh tantangan ini, memiliki hati yang lapang adalah salah satu kunci untuk menemukan kebahagiaan. Mengapa? Aku tidak pernah iri dengan rezeki orang lain, pencapaian orang lain, pujian orang lain. Menurutku, iri adalah cara termudah untuk mengurangi kebahagiaan yang kita dapatkan.

Whats belongs to you will find you, no matter how impossible, unimaginable, or unattainable, if it's meant to be—if it's truly destined as yours—it'll find its way to you.

Aku belajar untuk menerima bahwa setiap orang berbeda, karakternya, wataknya, caranya dalam menghadapi perasaan marah sedih maupun bahagia. Aku lapangkan hatiku, mengelola emosi dengan semua perbedaan itu, sehingga hatiku tenang, aku bersyukur atas rezeki apapun yang Allah berikan, mengikhlaskan sesuatu yang hilang karena berarti itu bukan ditakdirkan untukku. Aku berlapang dada atas nikmat yang aku inginkan namun aku harus menunggu, aku berlapang dada atas kehilangan belahan jiwaku, aku berlapang dada atas perlakuan orang lain terhadapku, aku berlapang dada untuk belajar menjadi seorang istri yang taat, aku berlapang dada atas apapun... dan ternyataaa itu yang membuatku tetap tenang dan bahagia untuk apapun yang Allah berikan, mudah untuk menyelesaikan masalah dan menemukan jalan keluar.

Happiness is not something ready-made. It comes from your own actions. — Dalai Lama
For every minute you are angry, you lose sixty seconds of happiness. — Ralph Waldo Emerson
The most important thing is to enjoy your life—to be happy—it’s all that matters. — Audrey Hepburn

Yeayy.... akhir kata dari tulisan panjang ini, semoga satu persatu ceritaku dan perjalanan hidup ini bisa menjadi cerita untuk anak-anakku kelaak dan memberikan banyak ibrah serta manfaat bagi para pembaca.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah yang Tak Lagi Sempurna

Me!!!!!

We Are Learners